Demo memprotes kendaraan berat tronton di jl.raya parungpanjang-sudamanik yang direncanakan hari sabtu tgl.01 sepetember 2012, ternyata tidak jadi. Menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya koordinator demo terlebih dahulu sudah dipanggil pihak polsek untuk mengurungkan niatan demo tsb, karena dikhawatirkan akan terjadi bentrok pisik antara preman yang disewa pihak perusahaan galian dan pendemo. Lagi-lagi yang punya uang yang menang...
gravatar

Parungpanjang menuju kota pendidikan, bukan lagi parungpanjang doeloe...


Parungpanjang kota kecamatan menuju kota pendidikan
Parungpanjang sekarang bukan parungpanjang tempo doeloe

Parungpanjang kota kecamatan menuju kota pendidikan

Dalam sub judul diatas; parungpanjang kota kecamatan menuju kota pendidikan. Sub judul tersebut terbersit begitu saja dalam pikiran ketika melihat makin banyaknya gedung-gedung sekolah baru di parungpanjang. Gedung-gedung tersebut bermunculan seperti ”jamur” dimusim hujan. Gedung-gedung sekolah baru tersebut memang berdiri disetiap Yayasan Pendidikan yang sudah lama berdiri di Parungpanjang hanya jenjang pendidikannya saja yang makin bertambah.

Dalam satu Yayasan Pendidikan sekarang bisa terdiri dari lebih dari 3 jenjang pendidikan, sebagai contoh Yayasan Nida El-Adabi sudah berdiri SMPI dan menyusul katanya SMK Farmasi, yang sebelumnya hanya SD dan Perguruan tinggi saja. Begitupun dengan Yayasan Pendidikan Mulia Buana dan Yayasan Tadibul Ummah keduanya masih dalam satu komplek dengan Yayasan Pendidikan Nida El-Adabi. Dan kalau kita melihat Yayasan pendidikan lainya sebut saja Matlaul Huda mereka sudah terlebih dahulu mengelola banyak satuan pendidikannya, begitupun dengan Madani, Al-Bina, Bina Putra Mandiri, dan banyak lagi Yayasan Pendidikan lainnya di Parungpanjang.

Rekan penulis pernah berkelakar ” orang parungpanjang suka banget ya bikin sekolahan emang untungnya bagus gitu ya...? kenapa sih tidak bangun industri apa kek buat lapangan kerjanya..” penulis hanya ketawa mendengarnya. Emang sih ada benarnya juga kelakarnya, sebab di Parungpanjang itu lembaga pendidikannya banyak tapi industrinya nihil, jadi setiap tahun lulusan baru dari parungpanjang tetap saja eksodus ke Tangerang. Tapi apapun kelakar rekan penulis tersebut toh pendidikan juga bagian dari industri lebih dari itu semakin banyak lembaga pendidikan mudah-mudahan masyarakat paruungpanjang semakin tercerdaskan.

Dan dengan makin banyaknya tokoh masyarakat yang open terhadap dunia pendidikan terbukti dengan makin banyaknya lembaga pendidikan mudah-mudahan pula parungpanjang menjadi kota pendidikan bukan lagi kota ”mercon” sebuah stigma yang pernah melekat untuk parungpanjang,

Parungpanjang sekarang bukan parungpanjang tempo doeloe

Kilas balik parungpanjang pada era 90-an masih terekam jelas dalam bayangan penulis, waktu itu bagaimana kondisi parungpanjang saat itu. Pasarnya masih becek (sekarang tidak terlalu becek) dengan bangunannya yang sederhana sekali, gedung-gedung sekolah masih bisa dihitung dengan jari, lembaga pendidikan swasta belum sebanyak sekarang karena seingat penulis lembaga pendidikan swasta mulai ramai sekitar tahun 2000-an. Sebelumnya mungkin hanya Al-makmur satu diantara lembaga pendidikan di parungpanjang yang sudah cukup lama berdiri.

Waktu itu tingkat usia sekolah juga masih seperti masyarakat indonesia kebanyakan, kekurangan ekonomi masih selalu jadi alasan untuk melanjutkan sekolah. Kalaupun ingin sekolah mereka harus ”bertandang” ke Rangkas bitung dan Tangerang atau Serpong sana.  Tapi tidak dengan kondisi parungpanjang saat ini semuanya seperti 90 persen berubah, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan semakin tinggi dan tak perlu lagi ”bertandang” ke luar parungpanjang semua tingkat satuan pendidikan sudah ada di parungpanjang saat ini.

Parung panjang saat ini bukan parungpanjang tempo doeloe, masyarakatnya sudah melek teknologi, industri pendidikan yang tumbuh pesat di parungpanjang secara tidak langsung ikut mensosialisasikan penggunaan perangkat teknologi. Menjadi pemandangan biasa anak-anak sekolah menggendong laptop, bahkan industri kecil seperti counter pulsa elektrik pun sudah menggunakan komputer untuk aflikasi transaksinya. Laptop sudah menjadi barang biasa dan mungkin sudah menjadi kebutuhan.

Nama-nama Yayasan Pendidikan di Parungpanjang:

1. Yayasan Pendidikan Tadibuk Ummah (YTU)
3. Yayasan Pendidikan Islam Al-Makmur
4. Yayasan Pendidikan Islam Mathlaul Huda
5. Yastrif
6. Bina Putra Mandiri (BPM)
7. Mulia Buana
8. AL-Khairiyah
9. AL-Falah
10.Madani
11.Al-Bina
12.Al-Fath
13.AL-Basiriyah